China Jatuhkan Sanksi terhadap 20 Perusahaan AS Atas Penjualan Senjata ke Taiwan
Beijing - Dalam respons yang tegas terhadap campur tangan asing, pemerintah China telah menjatuhkan sanksi kepada 20 perusahaan militer Amerika Serikat beserta 10 petinggi korporasi sebagai bentuk pembalasan atas penjualan senjata AS ke Taiwan.
"Menanggapi pengumuman terbaru AS tentang penjualan senjata skala besar ke wilayah Taiwan milik China, Tiongkok telah memutuskan untuk mengambil tindakan balasan terhadap 20 perusahaan terkait militer AS dan 10 eksekutif senior yang telah terlibat dalam mempersenjatai Taiwan beberapa tahun terakhir," tegas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian.
Paket Senjata Bernilai 11 Miliar Dolar AS
Pada 17 Desember 2025, pemerintah AS menyetujui penjualan senjata dan peralatan militer senilai lebih dari 11 miliar dolar AS kepada Taiwan. Langkah ini dinilai sebagai provokasi di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan.
Paket persenjataan tersebut mencakup delapan sistem persenjataan canggih, termasuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS), rudal antitank Javelin, 60 sistem howitzer swagerak, serta peralatan terkait lainnya dengan nilai lebih dari 4 miliar dolar AS.
Garis Merah yang Tidak Boleh Dilanggar
"Kami menekankan sekali lagi bahwa masalah Taiwan adalah kepentingan utama China dan garis merah pertama yang tidak boleh dilanggar dalam hubungan China-AS," ungkap Lin Jian dengan tegas.
Pejabat China ini memperingatkan bahwa siapa pun yang mencoba melewati batas dan melakukan provokasi terkait masalah Taiwan akan menghadapi respons tegas dari China. "Perusahaan atau individu mana pun yang terlibat dalam penjualan senjata ke Taiwan akan membayar harga atas kesalahan tersebut," tambahnya.
Bentuk Sanksi yang Diterapkan
Sanksi yang dijatuhkan China meliputi pembekuan seluruh aset bergerak dan tidak bergerak, termasuk properti dan jenis aset lainnya milik perusahaan dan individu yang terlibat. Organisasi maupun individu di wilayah China juga dilarang melakukan transaksi, kerja sama, dan aktivitas lain dengan pihak yang terkena sanksi.
Khusus bagi individu, pemerintah China akan menolak permintaan visa mereka untuk masuk ke wilayah China, termasuk ke Hong Kong dan Makau.
Daftar Individu yang Dikenai Sanksi
Sepuluh individu yang dikenai sanksi antara lain Palmer Luckey (pendiri Anduril Industries), John Cantillon (Wakil Direktur L3Harris Technologies), Michael J. Carnovale (CEO Advanced Acoustic Concepts), dan tujuh eksekutif lainnya dari berbagai perusahaan pertahanan AS.
China sekali lagi mendesak AS untuk mematuhi "Prinsip Satu China" dan menghentikan langkah-langkah berbahaya mempersenjatai Taiwan. "China akan terus mengambil langkah-langkah tegas untuk mempertahankan kedaulatan nasional, keamanan, dan integritas wilayahnya dengan teguh," tegas Lin Jian.